Menjelang malam, entah jam berapa tepatnya. Diruang tamu kita berbagi cerita. Aku selalu berakting seolah mendengarkan apa yang menjadi keluh kesahmu hari itu, tapi kenyataannya aku lebih tertarik memperhatikan bentuk hidungmu yang mancung, bentuk bibir mu yang lucu ketika sedang berbicara, dan senyum yang tak pernah hilang dari wajah.
Obrolan sudah mengarah pada kesebuah keputusan. Anggukan pelanmu membuat aku sadar bahwasanya kamu orang baik. Kalau Tuhan itu benar, orang baik akan bertemu dengan yang baik juga, mungkin akan tiba saatnya dimana kamu akan bertemu dengannya, bukan denganku. Yang bahkan tidak bisa membedakan perbuatan benar atau salah, seperti katamu disaat aku berbuat sesuatu yang sanggup membuatmu memicingkan alis hingga kening ikut berkerut.
Kamu percaya tidak? Tuhan kadang seringkali berbicara dengan kita melalui hal-hal remeh temeh disekeliling. Perbincangan ringan disore hari itu, membuatku kembali berpikir dan merunut apa yang sepertinya tidak mungkin untuk di jalani bersama.
Aku hanya tidak ingin suatu saat nanti ada rasa penyesalan terdalam ketika memilih sesuatu yang ternyata masih mengganjal dalam benak. Walaupun rasanya sakit melepaskan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah ingin ku lepas.
Ketika duduk sendiri disudut kamar, yang aku ingat adalah kita sudah berjalan sejauh ini. Tapi ternyata pilihan hidupku juga punya mu tidak serupa & sejalan.
Mungkin ada baiknya kamu terus berjalan lurus kedepan, sementara aku memilih untuk membelokan badan dan meneruskan perjalanan demi mimpi yang selama ini selalu aku sematkan dihati & pikiran.
Hati-hati yah, akan selalu ada jalan terjal berliku yang nantinya akan kau temui. Semoga selamat sampai tujuan sayang...begitu juga denganku :)
0 komentar: