Film Test Pack

23.08 0 Comments

 















Nontonnya sih udah lama, tapi tiba-tiba ngga sengaja lihat trilernya di youtube jadi pengen posting sedikit tentang film ini :D

Banyak yang bilang buku yang kemudian dibuat film ini tidak sesuai dengan ekspektasi para pembacanya. Hmm, sepertinya belajar dari Perahu Kertasnya Dewi Lestari, kesimpulan saya tentang buku yang kemudian dibuat film itu fansnya harus dibedain (ini untuk yang baca & nonton filmnya ya). Karena begitu nonton Perahu Kertas, komentar saya cukup ngefans sama bukunya aja, filmnya ngga. Sedangkan untuk Test Pack, karena dari awal nonton saya ngga punya ekspektasi apa-apa ( karena ngga baca bukunya) jadi oke oke aja sih ceritanya (ngga tau juga sih kalo baca :P)

Nah, terlepas dari ceritanya yang melar kemana-mana (dari issue mandul yang mungkin seharusnya lebih fokus cara untuk mendapatkan anak, sutradara kemudian malah memunculkan orang ketiga) ada beberapa hal yang bikin saya suka sama film ini. Salah satunya adalah latar belakang cerita. Mereka (Tata & Rahmat) dikisahkan sebagai pasangan suami istri asal jawa barat (iya deh rasis :p). Dan salah duanya adalah beberapa part dari film ini yang seketika bikin saya terenyuh karena kalimat-kalimatnya yang cukup bikin ser-seran hihihi.

Berikut saya kutip beberapa. 
   
Rahmat: aku disamping kamu tuh ngga pernah sia-sia, kan kita nikah bukan cuma  buat punya anak tujuannya, tapi karena saya sayang sama kamu.
Tata: saya sayang banget sama kamu makanya saya pengin ngasih kamu anak. 

**

Zuki: ketakutan suami tuh bermacam-macam mat, ada suami yang takut sama istrinya, ada suami yang takut ngga bisa nafkahin keluarganya, atau suami yang takut ngga bisa didik anak-anaknya dengan baik.

**

Shinta: Kalo ternyata istri mas mandul? ..
Rahmat: saya ngga apa-apa

**

Rahmat: apa adanya kamu sudah melengkapi saya neng
Tata: apa adanya kamu juga sudah melengkapi saya kang

**

Biarpun ini cuma film & cerita fiktif belaka, lalu kemudian membuat sebuah karakter bisa semudah seperti yang kita inginkan. Tapi buat saya mungkin karakter Rahmat bisa dijadikan contoh untuk pasangan menikah dimanapun mereka berada. Dia bisa dengan ikhlas menerima kekurangan pasangan & mau terus menjalani kehidupannya tanpa perlu merasa kurang.

Dari pesan moral yang saya tangkep (biarpun mungkin bisa aja salah), saya kasih 4 dari 5 bintang :D

Redshoes

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google

0 komentar: