Again!

17.40 0 Comments

Hari ini lagi-lagi kena masalah yang seharusnya ga jadi sumber masalah. Saya ga tau kenapa semuanya bisa sampe se-drama ini.

Pertama dituduh untuk sesuatu yang ga saya lakukan, kedua saya mendapati teman yang cukup lumayan dekat bergosip dengan big bos, dan menurut pengakuannya itu, dia bergosip hanya untuk sekedar lucu-lucuan. Sementara efeknya, saya harus ekstra ngotot dengan orang yang dituduh jadi sumber masalah.

Jadi ceritanya begini, hari Minggu kemarin saya dan beberapa teman satu team mengadakan sebuah riset kecil-kecilan untuk sebuah materi pitching disalah satu event yang disponsori brand team kami. Ketika disela-sela menginterview beberapa orang, si A mengirim pesan singkat, nanya ke saya mau makan or ga? terus dengan sigap saya jawab mau, tapi kemudian saya kecewa karena endingnya orang yang bersangkutan sudah sampai duluan disalah satu mall yang menurut saya, jaraknya cukup jauh dari tempat event berlangsung. Alhasil saya ngedumel dong, ko satu team ga kompak (kalo dia bilang sih, ini sifat cewe banget yang ga bisa ngeleaderin diri sendiri) maksudnya kenapa ga bareng-bareng aja gitu nungguin semua kelar sama kerjaan.

Dan kemudian saya membalas pesan terakhir dengan nada agak singit. Saya bilang sejujur-jujurnya apa yang saya rasain ke si A, saya kecewa kenapa dia ga mau coba bersabar nunggu kita semua selesai. Saat itu saya memang sempat mengutarakan kekesalan saya dengan teman satu team, si B. Tapi ternyata yang lain ikut mendengar.

Pembicaraan selesai.
Solusinya saya dan teman makan diarea event dan nantinya akan ada penggantian dari kantor.

Setelah saya menganggap semua fine-fine aja, hari ini si A tiba-tiba menyapa lewat YM. Dia bilang dia ditegur sama bos yang baru kembali dari Tokyo. Singkat cerita dia dianggap tidak bertanggung jawab dengan team. Menelantarkan dan blablabla. Saya dianggep orang yang cuma berani dibelakang, ga ada nyali untuk ngomong langsung.

What the fuck!

Dituduh untuk sesuatu yang saya anggep fine-fine aja tuh ga enak. Serius. Dan jelas saya kecewa, seperti yang bilang diawal, salah satu teman lain yang berada dilokasi, bergosip dengan bos ketika makan siang tadi. Yang dia anggap itu semua hanya sekedar untuk lucu-lucuan, dan ternyata berdampak buruk untuk saya. Gimana ga? saya dianggep mau menjatuhkan si A dengan sibuk bergunjing dibelakang.

Yea, whatever!

Setelah berdebat singit diym, ketika sama-sama mau berangkat ke tempat recording, saya sama A berantem lagi dimobil, disaksikan beberapa teman creative. Jelas saya marah, saya ga terima dituduh berani maen belakang. Jelas-jelas saya kirim pesan langsung ke si A dengan isi yang setengah singit.

Jujur saya tersinggung karena saya bukan orang yang seperti itu. Bergunjing dibelakang dan bernyali kecil untuk menghadapi sesuatu yang saya ga suka.

Ketika situasi sudah mereda, disela-sela recording saya berinisiatif untuk mengajaknya bicara, apa yang dia mau dan apa yang saya mau. Saya cuma ga mau sampe ke esokan harinya semua masih ga selesai. Dan untungnya si A adalah tipe yang terbuka. Saya bilang sama dia kalo untuk kedepannya, saya mau membuka diri untuk masukan apapun yang dia berikan untuk saya.

Belajar dari hari ini, saya akan lebih mengunci rapat-rapat untuk apapun yang sedang saya rasakan saat itu.

Redshoes

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google

0 komentar: